Saturday, October 3, 2009

Gak ada Temanggung, Bogor pun Jadi

Seperti biasa yang namanya lebaran itu menjadi sesuatu yang dinanti oleh orang banyak, dan menjadi sakral khususnya buat aku pribadi. Karena ratusan hari kita melakukan melakukan dosa, tapi dalam satu hari tersebut, dosa kita bagaikan debu yang tersapu oleh deburan ombak ditepi pantai, yang dengan sekejap bisa hilang. Tapi bukan itu yang bakalan aku ceritain disini, coz’ masalah maaf-memaafkan memang sudah lumrah dibahas disemua tempat.hehehe

Let’s time to read….
Aku pulang kerumah tercintaq yaitu bekasi, dari mulai pertengahan agustus. Awalnya she punya niat buat bikin film Dokumenter pas di kereta. Semua konsep cerita udah dibikin tinggal “let’s rec and play”. Tapi sialnya, pas udah di kereta ternyata handycam (pinjeman) yang aku bawa rusak alias gak bias buat nge-record, alhasil sampe rumah pun film dokumenternya nihil alias gak jadi dibikin.

Selama bulan puasa aku full dirumah,tadinya seh mau balik kejogja buat kuliah, tapi gak jadi coz’ takut gak dapet tiket kereta buat pulangnya lagi kerumah. Selama di rumah kerjaannya cuma Sahur-sholat-tidur-bangun siang-download film pendek n sejenisnya-shola-ngaji-OL-buka puasa-taraweh-nonton tv-n sahur lagi. Yah…Cuma itu2 aja yang dilakuin tiap hari. Oh…iya ada juga seh kadang-kadang kalo lagi ad aide, bikin-bikin konsep n cerita buat dibikin film. Tapi balik lagi semua konsep2 itu mentah semuanya n gak ada yang jadi hasil.hehehe...

Sebulan berpuasa gak teras, dan akhirmya hari yang sakral(menurutku) itu datang. Biasanya H-15, aku dan keluarga ku udah sibuk buat nge-plan mau pulang kampong atau lebih tepatnya mudik kerumahnya si mama (Temanggung-Jawa Tengah). Tapi buat taon ini kayaknya gak se-hebring taon-taon sebelumnya, coz’ buat taon ini lebaran di bogor yaitu rumahnya si papa jadi sampe H-2 aku sama keluarga ku adem ayem ajah dirumah sambil nonton tv ngliatin yang mudik dari tv.

Dunk…dunk…tekk…tekk...,
Begitulah kira-kira suara yang terdengar diluar pas malem takbiran, mengiringi perjalananku ke kota hujan itu. Pas udah sampe rumah nini(sebutan ku buat nenekku yang dari papa), disan sepi banget, Cuma ada tv nyala(ya…lumayanlah buat rame-rame). Tapi lama-lama qo bĂȘte juga ya, Cuma bias ngedenerin seuara bedug n kembang api dari rumah. Ehh…gak disangka-sangka si papa ngajakin keluar rumah buat muter-muter bogor. Akhirnya aku sama si papa keluar pake motor sepupu buat “jamal” alias jalan malam. Tapi pas udah keluar rumah sekitar 200meter, udah gak bias jalan lagi itu motor coz’ macet banget. Truz akhirnya si papa ngajakin nongkrong sambil minum Bansus atau Bandrek Susu dan juga makan Buras atau yang sering kita kenal lontong/sejenisnya sambil ngliat ramenya kota bogor dimalam takbiran yang rame banget(banyak ceweknya yg meuni geulis-geulis=cakep banget…..hehehehe).

teruz abiz lebaran saatnya silahturahmi kerumah temen-temn ku, dan gokil asyik banget maen sama mereka. temen2 rumah ku juga asyik banget. n ada satu pengalaman yang menarik gitu sesudah lebaran, namanya "Tragedi genteng berasap", jadi ada peristiwa yang gk mungkin aku lupain gitu deh. Biar pada penasaran jadi gug usah aku ceritain ya...
hehehehe...




Yah meskipun lebaran taon ini gak begitu banyak cerita yang terlalu menarik, tapi paling gak banyak pengalaman-pengalaman yang baru n menarik. Dan yang paling penting adalah taon ini aku bias puasa full 30 hari bareng sama mama,papa, aniz. Jadi ini juga menarik buat hidup ku.

Oiya……MINAL AIDI WAL FAIDZIN ya……..

Sunday, September 27, 2009

Sebuah Paket dari Asian Agri

Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1430 H, belum lama berlalu, aroma-aroma mudik pun masih sangat segar terhirup. Ribuan masyarakat berbondong-bondong untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Banyak alat transportasi yang di gunakan, dari mulai transportasi darat, laut, hingga udara. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk membantu lancarnya masyarakat untuk pergi mudik atau dengan kata lain melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility), kegiatan tersebut antara lain dengan cara mengadakan mudik gratis, membuat posko-posko pelayanan di berbagai tempat, sampai memberikan santunan-santunan kepada kaum-kaumyang kurang beruntung untuk mengikuti mudik lebaran pada tahun 2009 ini.

Begitu pula yang dilakukan oleh PT Asian Agri, sebuah perusahaan besar yang berbasis di Indonesia yang telah mampu mengelola sumber daya alam yang berlimpah, dengan pengelolaan perusahaan kelapa sawit berkelas dunia. Pihak PT Asian Agri bekerja sama dengan Tanoto Foundation membagikan 4.130 paket lebaran kepada kaum duafa di lingkungan perkebunannya yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Riau dan Jambi. Menurut Manajer CSR Asian Agri, Lamsaudin, bantuan tersebut merupakan bagian dari program CSR Asian Agri, dan menjadi agenda tahunan pihak perusahaan. Program Asian Agri ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan guna membantu meringankan beban masyarakat pra-sejahtera dalam menghadapi


Perusahaan yang beroperasional di tiga provinsi di pulau Sumatra, Indonesia, dengan areal konsesi seluas 100.000 Ha dan areal plasma seluas 60.000 Ha ini memberikan Paket yang berisikan antara lain, dua kilogram gula pasir putih, satu kaleng roti, dua botol sirup. Ada juga paket berisi dua kilogram gula pasir putih, satu kaleng roti, dan selembar kain sarung. Paket tersebut mulai dibagikan pada H-6, yaitu sejak pada tanggal 14 -19 September 2009.

Pada 15 September 2009, kata Lamsaudin, paket lebaran dibagikan kepada 91 orang duafa di Kampung Bom dan Desa Panji Rejo yang diserahkan Manajer Kebun TelukPanji, Ir Bambang Sumantri. Sehari kemudian, paket lebaran dibagikan untuk kaum duafa di Desa Sidodadi, Simpang Kanan.

“Warga yang menerima bantuan itu benar-benar kurang mampu berdasarkan data dari Kepala Dusun setempat.” ungkap Koordinator CSR Asian Agri, Tungkot Saragih.


(Adhitya Insan Mahaputra,20070530135)

Monday, September 21, 2009

Jenis-Jenis Kamera

h16rex4_1


16mm Camera

Kamera ini menggunakan pita seluloid yang diagonalnya 16mm. Jenis film 16mm ini dikembangkan oleh Eastman Kodak pada tahun 1923. Tujuannya pada saat itu adalah sebagai alternatif membuat film yang lebih murah dibandingkan dengan film 35mm. Biarpun pada awalnya ditujukan bagi filmmaker amatir, namun ke depannya kamera 16mm menjadi cukup populer di kalangan filmmaker, terutama yang budgetnya cukup ketat.

Di Indonesia sendiri, rata-rata iklan dan film yang menggunakan seluloid memakai kamera film 16mm. Variasi lain dari kamera 16mm adalah super 16mm, namun tidak terlalu banyak berbeda. Hanya ukuran diagonal framenya yang sedikit lebih besar.

35mm Camera

35mm Camera

35mm Camera

Inilah jenis kamera yang sampai saat ini masih menjadi favorit banyak filmmaker (walaupun banyak juga yang sudah beralih ke High Definition). Lagi-lagi, 35 mm diambil dari ukuran diagonal pita seluloidnya. Ukuran pita ini sama dengan pita seluloid yang digunakan pada fotografi. Bedanaya, pada kamera foto posisi pita horizontal, sedangkan pada pita kamera film posisi pita vertikal.

Dasar dari kamera ini ditemukan oleh Lumiere bersaudara, sedangkan pita 35mm sendiri ditemukan oleh William Dickson dan Thomas Edison,berdasarkan film stock yang disuplai oleh George Eastman. 35 mm sudah mengalami beberapa modifikasi, dari yang tadinya hitam putih, menjadi bisa menerima warna, dan dari yang tadinya tidak bisa menangkap suara, menjadi bisa menerima sinyal suara.

35mm adalah ukuran standart di dunia film dan beberapa festival besar hanya menerima format akhir berupa 35mm. 35mm juga merupakan standart yang digunakan di bioskop-bioskop, sehingga film dengan hasil akhir 35mm bisa diputar di seluruh dunia. Namun dewasa ini, sudah ada bioskop-bioskop yang bisa memutar format digital.

Film-film berbudget besar masih cenderung memilih kamera 35mm untuk shooting, karena kualitas gambarnya masih belum ada yang mengalahkan. Selain itu juga ada perasaan gengsi tersendiri ketika shooting menggunakan kamera 35mm.

Kamera 65mm dan 70mm

Selain itu ada juga kamera dengan format 65mm dan 70mm. Namun kedua jenis ini tidak begitu populer karena biaya yang harus dikeluarkan untuk kedua jenis kamera ini sangatlah mahal. Film yang menggunakan jenis kamera ini biasanya adalah film-film IMAX.



Standart 8mm Camera

8mm camera

8mm camera

Kamera ini dikembangkan pada era Great-Depression oleh Eastman Kodak dan dirilis pada tahun 1932. Tujuan dari dirilisnya jenis kamera ini adalah untuk membuat film rumahan (home movie) yang lebih murah dari 16mm. 8mm mengacu pada jarak diagonal dalam sebuah frame pita seluloid itu. Rata-rata pita seluloid itu bisa merekam antara 3 sampai 4,5 menit, dan bergerak di kecepatan 12, 15, 16, dan 18 frames per second.

Kamera ini terhitung sudah cukup langka, namun film seluloidnya sendiri masih diproduksi.

Super 8 Camera

Super 8

Super 8

Super 8 camera adalah pengembangan dari kamera 8mm dan dirilis pada tahun 1965. Pada masanya, ini adalah pilihan para filmmaker amatir. Gambar yang dihasilkan sedikit lebih bagus daripada kamera 8mm. Tidak terlalu banyak perbedaan antara kamera 8mm dengan Super 8.

Perbedaan yang mendasar hanya terletak pada ukuran materi yang digunakan. Untuk Super 8, ukuran materi seluloid yang digunakan sedikit lebih besar untuk setiap framenya. Selain itu, ukuran lubang di samping frame pada pita seluloid super 8 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan pita 8mm.

Karena bentuknya yang kecil dan ringan , serta pengoperasiannya mudah, kamera 8mm dan kamera super 8 lebih banyak digunakan untuk keperluan shooting rumahan. Pada jamannya, kamera 8mm dan super 8 meyerupai consumer camcorder di jaman sekarang.


(http://www.omeoomovie.com/category/info-utama/)

First Film...









ini bukan berita baru, atau Behind the scene baru, tapi ini cuma baru gw post aj!!hehehe

ini adalah film pertama gue tahun 2007, judulnya "Kapan Aku Mau Kemana", sebuah film yang menceritakan tentang seorang anak pemalas bernama Khamaji yang selalu di-underestimated leh teman-temannya da gurunya di sekolah. Khamaji yang memiliki kebiasaa buruk menonton film porno ini suau hari ingin menunjukkan bahwa ia memilki kelebhan yang bisa dibanggakan oleh teman-temanya.
film yang berdurasi 20.18mnt ini sangat malang, pasalnya film ini jarang sekali mengikuti festival-festival film pendek, karena selalu terbentur dengan prasyaratnya. kebanyakan festival2 fil meminta film2 denga format DVD, sedankan film ini hanya ber-format VCD dan tidak bisa untuk format ulang karena master filmnya udah gak tau kemana..

meskipun dari segi gambar dan kualitas filmnya tidak begitu baik, tetapi ini film yang membuat gue tergugah buat eksis dan terus pengen belajar tentang film. selain itu juga dalam produksi film ini gue dapet crew yang solid banget. jadi selama ngegarap film ini tanpa beban ngerjainnya.
buat kalian yang penasaran ama filmnya, insya allah gw upload di youtube.com deh...

Bioskop Film indie??

saat ini perfilman di indoesia sudah makin pesat. setelah lamanya mati pada awal tahun 90-an.tapi untungnya hal tersebut hany mati suri, dan sekarang film-film indonesia yang meunjukkan tajinya!!

sudah banyak film-flm indonesia yang mampu mendobrak pasar di indonesia, diawalai dengan film ada apa dengan cinta, Petualangan sherina, Ayat-ayat cinta, laskar pelangi, dan masih banyak lagi yang lain..

itu semua yang membuat insan perfilman di indonesia semakin bangkit dan termotivasi untuk menghaslkan karya-karya yang dasyat. Tidak hanya "film komersil" yang bangkit, teman-teman independent pun mempunyai jiwa yang sama, yaitu berkarya sebaik-baiknya. memang pada kenyataannya flm-film indie belum bisa seutuhnya dapat diterima oleh khalayak banyak seperti film-film komersil lainnya. tetapi teman-teman indie tidak putus asa, mereka menujukkan karya-karyanya lewat media festival-festival, baik festival skala nasional bahkan sampai intenasional. banyak seali contoh2 flm yang dapat menunjukkan tajinya di dunia internasional. sebut saja film Kalah-menang, Harap tenang ada ujian, Babi Buta Ingin terbang, Cin (T)a, dan masih banyak lagi. film2 tersebut menjuarai berbagai festival dan pemutaran2 di luar negeri.

mereka dapat menunjukkan hasil karyanya di lua negeri dengan prestasi yang sangat menarik,tetapi kenapa di indonesia susah untuk memperkenalkan hasil buah tangannya??
apakah di indonesia hanya mementingkan komersilitas saja dibanding sebuah karya anak bangsa??


banyak sekali di inidonesia bioskop2 ang memutarkan film2.dan pada akhirnya hanya film2 yang mempunyai uang banyak lah yang dapat bertengger di bioskop2 tersebut. lalu setelah film2 pendek indie yang mendapapatkan penghargaan diluar negeri, adakah keinginan oleh para pemilik saham untuk membuat sebuah gedung pertunjukkan untuk pemutaran film2 pendek atau film independent untuk memperkenalkan karya2 anak bangsa yang terhalang oleh rumitnya birokrasi dan finansial.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons